Memulai Usaha
Oleh. A Ghozali
Pak Gozali, saya adalah seorang ibu dari 2 orang anak yang baru saja ditinggal suami (suami saya meninggal beberapa waktu yang lalu). Sebagai seorang ibu rumah tangga yang selama ini sangat tergantung pada suami, terus terang hal ini membuat saya gamang dalam masalah finansial. Untuk bekerja kantoran rasanya tidak mungkin, mengingat anak-anak masih kecil dan sulit ditinggalkan. Saya berencana membuka usaha di rumah. Kebetulan saya mempunyai hobi dan ketrampilan memasak. Mohon masukan dari Bapak, langkah-langkah apa saja yang harus saya lakukan dalam memulai usaha baru ini? Berapa biaya yang harus saya sediakan (saya mempunyai sedikit tabungan)? Dan bagaimana mengembangkan usaha tersebut?
Muslimah, Jakarta
Jawab:
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, segalanya datang dari Allah dan kembali juga pada Allah. Bagi Anda yang ditinggalkan, semoga ini bisa menjadi batu ujian untuk mencapai kemuliaan. Dan bagi pembaca lain semoga bisa mengambil pelajaran yang berharga dari hal ini, betapa pentingnya meninggalkan perlindungan finansial bagi keluarga yang menjadi tanggungan.
Bagaimanapun, hidup harus terus berlanjut, terutama untuk 2 orang anak Anda yang masih kecil dan memerlukan dukungan finansial untuk masa depan mereka. Peran Anda pun sekarang menjadi bertambah dengan menjadi sumber dukungan finansial bagi mereka.
Salah satu cara sederhana untuk membuka usaha adalah memulainya dengan sesuatu yang Anda kuasai. Karena dengan memulai usaha dari sesuatu yang sudah Anda kuasai dengan baik sebelumnya, insya Allah tidak akan terlalu banyak kendala dalam menjalankannya.
Dan cara kedua untuk buka usaha baru adalah dengan memulainya dari sesuatu yang Anda sukai. Karena jika bidang itu memang Anda sukai, insya Allah tidak menjadi kendala untuk mempelajari caranya. Terkadang usaha yang dijalani tidak lekas menghasilkan keuntungan. Jika cepat bosan, bisa jadi mundur sebelum berkembang. Tapi kalau Anda sudah suka, tidak akan ada kata bosan. Yang ada adalah rasa senang untuk terus menjalaninya.
Saya rasa dua modal utama ini sudah Anda miliki. Keterampilan dan hobi memasak. Dua modal ini buat saya lebih berharga dari pada modal finansial. Karena jika uang tidak ada, bisa dipinjam, tapi perlu waktu lama untuk bisa memiliki keahlian dan hobi.
Ada dua pilihan dalam mengembangkan usaha makanan. Yang pertama adalah dengan produksi, yaitu dengan cara membuka warung makan. Untuk ini, dibutuhkan modal yang cukup besar karena harus terus memproduksi dan menyediakan perlengkapan makannya juga. Sedangkan yang kedua adalah dengan usaha jasa yaitu catering. Untuk usaha jasa sebetulnya tidak diperlukan modal yang terlalu besar. Karena produksinya hanya berdasarkan pesanan saja. Modal yang Anda butuhkan hanyalah peralatan memasak yang cukup lengkap. Sedangkan modal bahan makanannya hanya perlu dibeli jika pesananannya sudah masuk.
Untuk langkah awal, Anda bisa memulainya dari skala kecil. Potensi pasar yang cukup baik biasanya ada pada aktivitas dan pergaulan sehari-hari. Misalnya ketika mengantarkan dan menjemput anak-anak ke sekolah. Kenapa tidak dicoba membuat beberapa jenis kue atau masakan untuk makan siang dan menjajakannya di sekolah kepada orang tua yang sedang mengantarkan dan menjemput anak-anak mereka di sekolah tersebut. Atau melalui kelompok pengajian yang potensial juga untuk menyebarkan informasi.
Langkah pemasaran lebih serius lagi juga bisa Anda lakukan dengan misalnya menyebarkan brosur, kartu nama dan sarana informasi lainnya ke tetangga atau kenalan Anda bahwa Anda sekarang menerima pesanan catering. Jika sudah cukup sering menerima pesanan dan sudah teruji kualitasnya, jangan ragu untuk mencoba menawarkan ke pabrik atau kantoran sehingga bisa memiliki pesanan rutin.
Ingin Mengembangkan Usaha
Pak Gozali, saya seorang Ibu rumah tangga yang memiliki usaha konveksi di rumah. Usaha ini sudah berjalan 2 tahun. Dalam memasarkan produk, biasanya orang datang ke rumah untuk mengambil barang atau saya titip di beberapa toko. Yang menjadi masalah, sepertinya usaha saya ini begitu-begitu saja (tidak berkembang). Saya ingin sekali usaha ini bisa menjadi lebih maju. Mohon saran Pak Gozali, bagaimana caranya agar usaha saya ini dapat berkembang dengan baik? Apa perlu saya menambah modal? Bagaimana pemasaran yang baik untuk usaha konveksi?
Marlina, Depok
Jawab:
Bisnis apapun, kegiatan utamanya sebetulnya adalah marketing. Karena tidak akan untung tanpa penjualan, dan tidak akan ada penjualan tanpa marketing. Marketing bukan hanya berarti Anda harus pasang iklan di koran atau menyebarkan pengumuman. Marketing bisa juga dilakukan dengan sederhana seperti informasi dari mulut ke mulut.
Dan marketing yang paling mudah dan murah yaitu dengan menggunakan konsumen Anda sendiri untuk mengiklankan usaha Anda. Caranya, berikan produk dengan kualitas terbaik dan jasa pelayanan yang prima namun dengan harga yang relatif terjangkau. Kalau hal ini sudah terjadi, Anda tidak perlu repot-repot melakukan pemasaran, karena konsumen Anda sendiri lah yang akan melakukannya untuk Anda.
Khusus untuk bidang konveksi, saya rasa bisnis ini membutuhkan kreativitas lebih. Karena pakaian, walaupun bukan barang basi jika tidak terjual, tapi juga memiliki masa ekonomis produksi. Artinya Anda harus terus menerus merubah mode pakaian yang diproduksi agar tidak ketinggalan mode yang sedang berkembang.
Kembangkan ide-ide kreatif Anda dalam menciptakan busana dengan berjalan-jalan di pusat pertokoan dan survey gratis di sana. Beli juga majalah-majalah yang banyak memuat mode pakaian, bahkan ikut pameran atau pagelaran busana untuk mendapatkan informasi tentang trend busana terbaru. Jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dengan konsumen Anda mengenai kualitas jahitan atau model yang mereka kehendaki.
Sedangkan mengenai diperlukan atau tidaknya penambahan modal sangat tergantung dengan kapasitas produksi Anda.
Penambahan modal sendiri bisa modal mesin dan tenaga kerjanya atau modal berupa bahan-bahan pakaiannya. Kalau selama ini Anda sudah kewalahan dengan adanya pesanan yang masuk, itu tandanya Anda perlu menambah modal berupa mesin dan tenaga kerja. Tapi kalau selama ini mesin dan tenaga kerjanya justru terkadang diliburkan karena bahan-bahan yang tersendat, maka modal yang harus ditambah adalah modal untuk membeli bahan-bahannya. Beda halnya kalau orderannya yang sepi, kalau begitu yang harus ditingkatkan adalah pemasarannya. Sedangkan penambahan modal mungkin belum diperlukan. Peluang Bisnis dan Peluang Usaha Halal Di Indonesia
No comments:
Post a Comment