Anthurium Sang Primadona
Jika ditanya kepada para pebisnis tanaman hias, tanaman apa yang paling banyak dicari penggemar saat ini, jawabannya pasti lah Anthurium adreanum. Tren tanaman hias yang satu ini sudah berlangsung cukup lama. Tapi anthurium hingga kini masih menjadi tanaman yang sulit didapatkan karena kurangnya pasokan jika dibandingkan permintaan.
Berbagi cerita dengan seorang pebisnis tanaman hias dari toekangkeboen.com, Maria Nurani, ia juga mendapatkan begitu banyak order untuk tanaman jenis ini jauh melebihi stok. Permintaan yang tinggi akan Anthurium menurutnya sudah dirasakan semenjak tahun 2006. Namun dalam tiga bulan terakhir ini, anthurium semakin banyak diburu. Dalam sehari saja, sambung Maria, datang hingga sekitar 50 permintaan. Dari jumlah tersebut paling yang bisa dipenuhi cuma 10 order.
Jelas saja harga yang tinggi harus dibayar untuk mendapakan produk ini. Untuk tanaman yang sudah besar, harganya dimulai Rp6 juta hingga Rp100 jutaan. Harga tergantung pada keindahannya dilihat pada jenis, bentuk, jumlah daun dan lainnya. Bahkan juga tak sedikit penggemar dan kolektor yang membeli dalam bentuk anakan dengan harga minimal sekitar Rp175 ribu. Jenmanii varian kobra yang daunnya meliuk mirip kobra, saat usia tiga bulan setinggi gelas kaca harganya sudah mencapai sekitar Rp 3,5 juta.
Perawatan anthurium sendiri menurut Maia tidaklah sulit. “Perawatannya tidak susah, bisa hidup di tempat panas,” ujarnya. Namun Maia mengakui usaha untuk mendapatkan anthurium menjadi tumbuhan besar yang siap dipajang meembutuhkan waktu cukup panjang. “Membesarkan Anthurium butuh waktu minimal 5 tahun,” ujar Maria.
Uniknya anthurium diberi sejibun nama sesuai selera pemiliknya. Di pasaran saja, anthurium yang pada dasarnya terbagi atas 6 jenis ini dikenal dalam berbagai nama, seperti Hookeri Merah, Garong (Garuda Corong) Garuda Hitam, Garuda Merah, Keris Holand, Keris Jumbo dan Rhenaisong (Thailand), Keris Dragon, Black Pearl, Black Silvit, Black Beauty, Burgundi, Black Bintang Kejora, dan Wave of Love (gelombang cinta). Nama biasanya disesuaikan dengan bentuk yang beraneka ragam hasil perkawinan silang.
Budi daya di Indonesia dilakukan terutama di sentra produksi tanaman hias Jawa Barat (Lembang Bandung, Sukabumi, Cianjur, dan Bogor), Jawa Tengah (Ungaran, Bandungan, dan Semarang), Jawa Timur (Batu Malang, Tlekung, dan Pasuruan), serta Sumatera Utara khususnya daerah Brastagi.
Untuk masa-masa naik daun seperti ini, bisnis broker penjualan anthurium juga melejit. Sudah tentu, jika pandai-pandai menjajakan dan mengetahui seluk beluk anthurium, seorang broker akan mendapatkan marjin yang tinggi. (SH)
Peluang Bisnis dan Peluang Usaha Halal Di Indonesia
No comments:
Post a Comment