20080427

Aman Beternak Uang

Peluang Bisnis Usaha Internet Online Halal


Bisnis Halal


Aman Beternak Uang
Tanpa risiko. Keuntungan di atas bunga bank. Dana bisa ditarik kapan saja. (Brosur perusahaan investasi di Bandung)

Janji-janji surga itu ditebar. Bermula dari brosur iklan, sang fund manager akhirnya sukses memincut Edi Setiawan (35 tahun). Edi diyakinkan bahwa perusahaan yang bergerak di perdagangan valuta asing (forex margin trading) ini memiliki sistem yang teruji. Melalui automatic trading system yang mereka miliki,''Risiko bisa ditekan dalam-dalam. Bahkan tanpa risiko rugi sedikit pun,'' ujar Edi menirukan ucapan manis sang staf pemasaran.

Pendapatan tetap (fixed income) sebesar 3 persen per bulan di depan mata. Itu, kata Edi, bisa terwujud andai kita mau menanamkan uang minimal Rp 50 juta selama paling sebentar enam bulan. Kontrak bisa diperpanjang. Nantinya,''Tinggal ongkang-ongkang kaki, penghasilan Rp 1,5 juta per bulan langsung masuk ke rekening Bapak,'' ujar warga Jl Buah Batu, Bandung, itu mengingat-ngingat promosi tenaga marketing yang lihai tadi.

Kurang dari enam bulan, tahulah Edi bahwa segalanya hanya janji muluk. Duitnya amblas lebih dari Rp 50 juta. Edi gusar. Ia mulai bergerak tanya ke sana kemari ke sejumlah konsultan finansial. Kesimpulan dia,''Saya memang keliru. Saya dahulu gelap mata. Mestinya saya sadar tawaran kerjasama ganjil ini sulit bisa terwujud,'' terang Edi. Sayangnya ia terlambat.

Menurut pakar finansial dan pengamat pasar berjangka, Lukman Rizki, justru aneh jika ada perusahaan investasi menyodorkan kerjasama investasi tanpa risiko. Perusahaan yang bonafid--sebaliknya--justru akan menyodorkan Risk Disclosure Statement atau Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko kepada nasabah sebelum mereka sepakat meneken kontrak investasi. ''Tidak menutup-nutupi soal adanya risiko,'' ujar dia seraya menyebutkan prinsip 'know your customer' sebagai pegangan bagi fund manager bonafid.

Tidak ada investasi yang tidak berisiko saat ini. ''Bahkan investasi di deposito sekali pun,'' ujar Michael Tjoajadi, Direktur Manajemen Investasi Schroders, perusahaan investasi asal Inggris. Risiko ini, menurut dia, bisa terjadi andai bank tersebut gulung tikar--meski jarang--dan simpanan nasabah kebetulan bernominal di atas Rp 100 juta. Mengacu kebijakan perbankan yang baru, pemerintah memang tak lagi menjamin simpanan di atas jumlah tersebut.

Bukan cuma perbankan, investasi di sektor properti--yang nilainya selalu terkerek naik saban tahun--juga terbilang berisiko. ''Bagaimana seandainya lokasi properti ternyata berada di area banjir. Nggak ada orang mau sewa kan?,'' ujar Michael. Tak ada investasi bebas risiko. Apatah lagi, lanjut Michael, investasi di pasar finansial yang rentan terhadap gejolak likuiditas, nilai tukar mata uang, ekonomi, dan politik.

Saat ini suku bunga standar adalah tujuh persen per tahun. Jika sekonyong-konyong ada perusahaan yang menawarkan bunga 36 persen tahun,''Itu seharusnya menjadi tanda tanya besar,'' ujar Mike Rini Sutikno, konsultan perencana keuangan dari Hijrah Institute Jakarta. Apalagi jika perusahaan tersebut menjanjikan zero risk alias nol risiko kepada sang nasabah. Padahal, rumus yang berlaku di pasar finansial adalah: high risk, high gain, semakin besar keuntungan, semakin besar risiko. Itu mutlak.

Akal sehat mesti diaktifkan sebelum memindahtangankan duit Anda ke tangan manajer investasi nakal. Coba pikir, kata Michael, kalau ada perusahaan yang menawarkan investasi bermata uang dolar AS dengan keuntungan 24 persen sebulan, sementara bunga deposito dolar AS saat ini cuma dua persen per tahun,''Apa itu logis?,'' tanya dia. Andai itu benar adanya, tentu saja perusahaan besar AS seperti Microsoft akan berbondong-bondong berinvestasi ke sana. ''Tapi nyatanya tidak.''

Investasi primadona
Meski begitu, sama-sama kelirunya mengatakan investasi di pasar finansial tidak menjanjikan keuntungan bergepok-gepok. ''Bisa,'' ujar Direktur PT Danareksa, M Hanif. Adapun instrumen yang memungkinkan, menurut Hanif, lazimnya adalah saham. Sebagai contoh, kita membeli saham perusahaan batu bara ketika harga komoditas tambang itu Rp 100 per ton, sementara perusahaan sudah menghasilkan pendapatan Rp 10 per lembar saham. ''Nah, tiba-tiba harga batu bara naik menjadi Rp 200 per ton. Maka harga per lembar sahamnya praktis turut terdongkrak pula,'' ujar Hanif seraya mengingatkan tetap tidak luputnya investasi jenis ini dari risiko.

Menurut Lukman Rizki, investasi di pasar finansial juga bukannya tidak memiliki sistem manajemen risiko (risk management). Salah satunya adalah sistem limit order. Tools ini memungkinkan uang yang ditransaksikan tidak melambung ke atas terlampau jauh atau terjerembab ke bawah terlalu dalam. Semuanya bergerak di batas atas dan bawah (limit order). ''Ini sangat baik dilakukan untuk menjaga terjadinya kerugian dalam jumlah besar. Mekanisme tersebut dapat berupa limit, stop loss atau auto lock,'' ujar Lukman. Strategi ini dapat diterapkan sepanjang nasabah menginginkannya.

Memang, sebelum terjun ke pasar modal, seorang investor wajib mengenali terlebih dahulu instrumen investasi yang ada. Kemudian, menyesuaikannya dengan tujuan dia berinvestasi--jangka panjang, menengah, atau pendek. Hal ini, lanjut Hanif, lantaran setiap instrumen investasi memiliki karakter dan risiko masing-masing sesuai dengan time horizon-nya. Ini juga supaya investor tidak merasa 'dikadali' alias ditipu ketika jumlah investasinya surut lantaran jenis instrumen investasi yang ia pilih.

Hanif yakin tak sedikit investor yang sebetulnya tidak tertipu. Ketika diminta memilih produk investasi tertentu, mereka oke-oke saja. Ketika disuruh menanam duitnya di salah satu instrumen, mereka oke-oke saja, tanpa memperhatikan bagaimana risikonya, seperti apa manfaatnya. Banyak dari mereka yang sejak awal memang tidak mengerti seluk beluk produk investasinya. ''Jadi nggak bisa melulu disalahkan manajer investasinya,'' tutur Hanif.

Berinvestasi dengan Kepala Dingin

Bagi Michael Tjoajadi, menaruh duit di tabungan dan deposito sama saja memiskinkan diri sendiri. Simak: bunga bank dan deposito cuma rata-rata lima persen saja, sementara laju inflasi menepis angka delapan persen--dan terus beringsut naik. ''Ini setara memiskinkan diri hingga separuhnya,'' seloroh Direktur Manajemen Investasi Schroders ini. Karena itulah perlu inovasi dan diversifikasi dalam membiakkan duit. Pasar finansial adalah salah satu ladang 'beternak' fulus yang menarik.

Hanya saja tak bisa sembarangan menggelontorkan duit di pasar penuh gejolak ini. Menurut M Hanif, berkubang di kolam pasar finansial tak cukup bermodal keberanian mengail untung segepok,''Lebih penting adalah analisa yang matang,'' ujar Direktur PT Danareksa (Persero) itu. Apa jurus-jurus berinvestasi di lahan basah ini?

Pertama-tama, tetapkan tujuan investasi Anda. Misalnya, apakah investasi ditujukan untuk menyiapkan dana kuliah anak, untuk menikah, untuk mempersiapkan masa pensiun, atau yang lainnya. Kemudian, kenali instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar finansial guna menyokong misi Anda.

Katakanlah, Anda (kini berusia 30 tahun) akan menghadapi pensiun saat umur 60 tahun. Ada rentang waktu yang cukup lama, yakni 30 tahun, untuk berinvestasi. Tetapi tiga tahun mendatang Anda juga berencana untuk menikah dan itu harus pula dipersiapkan dananya. Jadi ada dua tujuan investasi pada waktu bersamaan: jangka pendek (menikah) dan jangka panjang (pensiun).

Selanjutnya, jelas Hanif, cari tahu produk investasi yang paling tepat untuk tiga tahun. Juga instrumen yang paling aman untuk 30 tahun. Produk-produknya bervariasi, dari saham, obligasi hingga reksadana. Cari tahu bagaimana cara berinvestasinya.

Lantas kita seleksi lagi. Misalnya, reksadana jenis apa yang cocok untuk jangka waktu tiga tahun. Reksadana saham mungkin agak berbahaya. Bisa saja return-nya tinggi sekali, tapi pada tahun kedua kondisinya tiba-tiba memburuk. Sebab, ketika nilai saham anjlok, nilai reksadana turut surut. Karenanya lebih aman jika kita memilih reksadana berbasis bunga obligasi, misalnya.

Nah, tidak sama halnya ketika membidik instrumen investasi jangka panjang 30 tahun (pensiun). ''Reksadana saham justru lebih bagus. Keuntungannya jauh di atas bunga deposito,'' ujar Hanif.

Namun, menurut financial planner dari Hijrah Institute, Mike Rini Sutikno, pada tahap awal, amat penting mengetahui posisi finansial kita sebelum memutuskan berinvestasi. Posisi finansial diantaranya mencakup hitung-hitungan harta, utang, pendapatan dan pengeluaran. Setelah itulah kita baru dapat menyimpulkan: apakah tawaran investasi dari sang fund manager pas dengan kondisi keuangan kita.

Misalkan, seorang manajer investasi meminta kita menanam uang sebesar Rp 100 juta, sementara kita hanya mengantongi dana Rp 110 juta. Ini berarti kelak kita hanya akan memegang dana liquid sebesar Rp 10 juta, sementara sisa uang Rp 100 juta berputar-putar di pasar finansial dengan segala risikonya. ''Kita mesti hati-hati saat tentukan prioritas,'' ujar Mike.

Tapi, sebelum berinvestasi, calon investor tidak boleh diam saja. Mereka justru punya pekerjaan rumah (PR) besar, yakni mencari tahu latar belakang perusahaan pemberi jasa investasi. Informasi itu menyangkut izin perusahaan dari lembaga otoritas, alamat perusahaan, siapa direksinya, dan sebagainya. ''Bikin PR itu wajib,'' kata Michael Tjoajadi.

Supaya tak Tergelincir di Lantai Bursa

* Pastikan perusahaan tersebut memiliki izin usaha di Indonesia. Bila ternyata izinnya di luar negeri artinya sengketanya tidak bisa ditangani di Indonesia. Melapor ke polisi pun sama saja.
* Perhatikan juga jika ada izin yang menyimpang. Misalnya izinnya untuk usaha properti tapi malah berbisnis investasi.
* Perusahaan harus transparan soal risiko. Termasuk menyodorkan Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko (Risk Disclosure Statement).
* Apakah nama perusahaan tertera di situs Bapepam dan/atau Bappebti.
* Jangan percaya pada manajer investasi yang suka memburu-buru atau memberi deadline ketika menawarkan produk. Pelajari proposal investasi dengan tenang.
* Lihat track record dan RBC (Risk Base Capital) perusahaan. Dua poin tersebut sangat menentukan bonafid tidaknya perusahan. Bukan tawaran suku bunga yang tinggi.
* Perusahaan terbilang bonafid jika sudah beroperasi tujuh tahun dengan RBC yang baik.
* Tinggalkan perusahaan investasi yang menawarkan bunga kurang masuk akal. Apalagi jika ia tak mampu menjelaskan secara detail skema investasinya.
* Anda mesti memahami seluk-beluk kontrak berjangka. Kewajiban apa saja yang harus dipenuhi dan hak apa yang Anda peroleh saat melakukan perdagangan tersebut.
* Perusahaan trading yang benar memiliki wakil pialang yang benar. Wakil pialang hanya menyalurkan amanat nasabah untuk bertransaksi atas keputusan nasabah. Wakil pialang tidak boleh mengintervensi keinginan nasabah. Nasabah adalah pemegang keputusan transaksi. Wakil pialang membantu menjawab pertanyaan nasabah.
sumber: disadur dari wawancara

Pintar Menjadi Nasabah


Investasi pasar finansial di negeri ini sedang hot-hot-nya. Orang ramai-ramai menggelontorkan dana di sektor nonril ini dengan selusin alasan: salah satunya peluang memperoleh keuntungan di atas bunga bank--yang kian hari kian kerdil. Ini berita bagus.

Namun, di tengah gelegak kolam pasar finansial, para oknum mulai mengail di air keruh. Mereka mendirikan perusahaan investasi gadungan hingga perusahaan investasi yang rawan 'mal praktik'. Iming-iming bunga selangit--bahkan mencapai 30-50 persen per tahun--ditebar. Banyak yang kecantol sekaligus kejeblos. Perencana keuangan dari Hijrah Institute, Mike Rini Sutikno, mencoba memberi pandangan.

Apa mungkin memperoleh keuntungan yang berlipat-lipat bahkan tidak masuk akal di pasar financial?
Pada kenyataanya tidak. Yang namanya harga jual beli tidak bisa dipastikan. Hanya bisa diprediksi. Misalnya saham. Instrumen ini bisa menghasilkan keuntungan 100 persen. Tetapi tidak semua orang mau menanamkan uangnya di saham. Mengapa? Karena nilai saham tidak bisa dipastikan. Jika performance perusahaan baik, kinerja penerbit bagus, penjualan meningkat, maka orang akan memburu saham perusahaan tersebut dan harganya pasti naik. Banyak orang lebih memilih memperoleh pendapatan tetap dari instrumen finansial berupa suku bunga. Dari pada menanamkan uangnya pada saham: keuntungan lebih tinggi namun tak ada kepastian.

Ketika seseorang memutuskan berinvestasi, seperti apa standar operasional prosedur yang harus dijalankan kedua pihak?
Kita harus menjadi konsumen yang pintar dan bijak, mengetahui hak dan kewajiban kita. Hak investor adalah memperoleh informasi secara transparan dari manager investasi soal bagaimana dia mengelola dana. Investor harus memantau investasinya. Mereka juga harus terus menambah pengetahuannya tentang investasi.

Untuk menggalang dana dari masyarakat, sebuah perusahaan investasi harus memiliki track record memutar uang pihak ketiga. Seperti apa?
Ya, minimal pengalaman 3 tahun sampai 5 tahun. Mereka juga perlu memiliki modal tertentu. Berbeda saat mendirikan perusahaan biasa, perusahaan finansial harus terlebih dahulu memiliki sejumlah dana tertentu, baru kemudian bisa mengajak para investor lain. Ada syarat minimum modal penyertaan, biasanya Bapepam yang menentukan. Jangan sampai membuat perusahaan yang modal sendirinya saja tidak kuat. Karena investor sewaktu-waktu bisa mengambil uangnya.

Seperti apa perencanaan keuangan yang baik dan sehat untuk keluarga?
Sebelum berinvestasi, kita harus bisa menutup kebutuhan-kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti kebutuhan harian. Penghasilan keluarga harus stabil dan kita harus yakin bahwa itu akan stabil (lama). Baru kita memikirkan investasi.

No comments:

Keliling Dunia Lewat Bisnis dari Rumah