Jurus-jurus praktis memulai bisnis Muslimah
Artikel ini aslinya dimuat di majalah Alia, dan atas izin redaksinya maka bisa dimuat disini, terimakasih.
Tulisan pertama dari tiga artikel.
Jurus-jurus praktis memulai bisnis Muslimah
Oleh: Helen Sufehmi
Akhir-akhir ini, biaya kehidupan sehari-hari makin terasa memberatkan. Listrik, bensin, transportasi; berbagai kebutuhan pokok tersebut telah naik berkali-kali. Kenaikannya tersebut kemudian biasanya diikuti dengan kenaikan berbagai komoditas yang tergantung pada hal-hal tersebut juga. Sehingga kini kenaikannya menjadi cukup merata di segala hal.
Banyak orang yang kemudian tergoda untuk berusaha sendiri. Tapi kemudian banyak juga yang kita lihat mengalami kegagalan dalam usahanya tersebut.
Bagaimana dengan kita? Tentu menarik sekali ya jika kita juga bisa memiliki usaha kita sendiri. Apakah itu niatnya sekadar mengisi waktu, apalagi ketika anak-anak kita sudah mandiri. Atau niat membantu suami untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mungkin malah untuk mengikuti sunnah Nabi saw sebagai seorang pedagang dulunya, dimana Nabi saw juga telah bersabda bahwa, “Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya perdagangan itu di dunia ini adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki” (HR Ahmad)
Pertanyaannya sekarang; how? Bagaimana caranya kita memulai usaha kita sendiri?
Selama bertahun-tahun, saya mengamati berbagai usaha muslimah; bagaimana awalnya, suksesnya, dan ada juga yang kemudian menurun. Dari situ, banyak sekali yang bisa kita jadikan pelajaran.
1. Temukan peluang, yang cocok, bagi Anda.
Pertama sekali, Anda harus menentukan dulu, bisnis apa yang ingin dan bisa Anda lakukan.
“Ingin” - usaha tersebut harus sesuai dengan bakat dan minat Anda. Jika usaha tersebut berpotensi bagus, namun tidak menarik bagi Anda, maka akan bermasalah di tengah jalannya kelak. Ini kadang terjadi, dan akibatnya biasanya cukup fatal.
“Bisa” - usaha tersebut memang adalah usaha yang mampu Anda lakukan; Anda punya cukup modalnya, ada waktunya, dan seterusnya.
Ada berbagai jenis usaha, yaitu produksi, jual-beli, jasa, atau kombinasinya. Contoh usaha produksi misalnya usaha konfeksi busana muslim, kerajinan tangan, bakery, dan lain-lain. Contoh usaha jual-beli misalnya warung, MLM, toko, dan seterusnya. Sedangkan contoh usaha jasa seperti konsultan komputer / arsitektur / pembukuan / landscape / dan lain-lainnya.
Yang kombinasi misalnya usaha konfeksi busana muslim, yang juga ada outletnya; sehingga, usaha tersebut mencakup produksi dan jual-beli.
Sebagai muslimah, memang kita ada memiliki beberapa keterbatasan. Biasanya dari segi waktu, karena memang tanggung jawab pertama adalah mengurus keluarga kita. Jadi kita perlu memilih jenis usaha yang bisa kita jalankan, walaupun dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Tapi jangan menganggap bahwa ini akan membuat kita tidak bisa menjadi maju - justru beberapa usaha muslimah bisa lebih maju daripada usaha suaminya. Biasanya ini terjadi ketika muslimah tersebut menganggap keterbatasan tersebut sebagai bagian dari tantangan, bukan halangan. Sehingga tidak menjatuhkan semangat, tetapi justru memicu kreatifitasnya.
Untuk pemula seperti kita, sebaiknya kita melakukan usaha yang belum banyak saingannya. Atau kalaupun sudah ada saingannya, kita bisa menawarkan kelebihan, sehingga ada alasan bagi customer untuk memilih kita.
Jangan cuma menjadi peniru tanpa ada kelebihan apa pun — ini yang sangat sering terjadi. Katanya, inilah orang Indonesia, satu orang buka usaha kios ponsel, maka semuanya ikut-ikutan membuat itu juga. Hasilnya? Biasanya cuma terbuangnya waktu, tenaga, dan uang Anda.
“Find your niche”, kata seorang pakar - temukan celah yang cocok bagi Anda. Ada yang membuat kerajinan tangan, sampai bisa diekspor. Ada yang memulai usahanya dari sekolah anaknya, sambil menunggui anaknya sekolah dia berdagang dengan ibu-ibu lainnya. Ada yang malah bekerja dari rumah - dengan modal bahasa Inggris dan bakat desain, kemudian menjadi freelance desainer situs Internet. Dan lain-lainnya.
Seperti yang Anda telah lihat, ini adalah hal yang penting. Karena itu, yakinkan dulu bahwa usaha tersebut memang adalah sesuatu yang cocok untuk Anda. Jika Anda telah merasa cocok, maka berikutnya kita perlu meneliti, apakah usaha tersebut memang bisa menguntungkan.
2. Proposal bisnis
Percaya atau tidak, cukup banyak orang melakukan usaha tanpa terlebih dahulu meneliti, apakah memang usaha tersebut bisa menguntungkan. Banyak orang yang memulai bisnisnya hanya dengan berdasarkan angan-angan, tanpa perhitungan.
Walaupun Anda sudah sangat ingin dan sangat perlu untuk memulai bisnis, tahan dulu sebentar. Waktu yang Anda luangkan untuk membuat proposal bisnis ini bisa menyelamatkan Anda dari kesulitan di masa depan.
“Saya mau buka usaha dengan uang saya sendiri, enggak pakai investor kok. Ngapain musti buat proposal juga ?”. Sebetulnya tetap ada investor disini - yaitu Anda sendiri. Tentunya Anda perlu tahu, apakah usaha yang akan dimodali ini memang akan bisa menguntungkan, atau justru cuma akan melenyapkan uang Anda tanpa bekas.
Minimal, berikut ini adalah hal-hal yang perlu tercantum di suatu proposal bisnis:
* Kebutuhan modal awal
* Ongkos rutin
* Estimasi pemasukan
* Strategi bisnis
Contoh proposal bisnis bisa kita lihat berikut ini :
Proposal usaha kedai sandwich (roti isi)
1. Strategi bisnis:
* Banyak pegawai yang tidak sempat sarapan, karena keterbatasan waktu. Sandwich harganya murah, mengenyangkan, rasanya enak, dan praktis - bisa dimakan sambil duduk di bis sekalipun.
* Penjualan: sistim bagi hasil laba bersih, penjual: 30%, pemilik: 70%. Berupa kios sederhana, di lokasi-lokasi yang banyak dilewati orang-orang yang akan pergi berangkat kerja.
* Estimasi modal per sandwich: Rp 3000, Harga jual: Rp 5000
* Estimasi laba per bulan : (pemasukan - pengeluaran) =
(laba kotor - ongkos) =
( 4.000.000 - 660.000) = Rp 3.340.000
2. Kebutuhan modal awal:
* Oven untuk membuat baguette (roti lonjong ala Perancis) : Rp 5.000.000
* 2 buah kios @ Rp 3.000.000 = Rp 6.000.000
* Persediaan filling (isi) sandwich untuk 2000 sandwich = Rp 4.000.000
* Promosi : spanduk, pamflet, kartu nama: Rp 1.000.000
* Total : Rp 16.000.000
3. Ongkos rutin bulanan:
* Gas Elpiji @ Rp 55.000 x 4 = Rp 110.000
* Kemasan sandwich = Rp 300.000
* Saus tomat, cabai, mayonnaise, mentega = Rp 250.000 (dimasukkan menjadi ongkos bulanan karena sulit diperhitungkan nilainya untuk setiap sandwich)
* Total : Rp 660.000,-
4. Estimasi pemasukan:
Setiap kios diperkirakan bisa menjual 50 sandwich per hari. Jika target pasar adalah pegawai kantor, maka ada 20 hari kerja dalam sebulan.
Berarti penjualan per bulan per kios adalah 1000 buah sandwich, total 2 kios = 2000 sandwich per bulan.
Laba kotor:
Laba per sandwich = Rp 2000
Laba kotor per bulan = Rp 2000 x 2000 sandwich = Rp 4.000.000
Keterangan:
Kunci dalam pembuatan proposal bisnis adalah jujur dengan diri Anda sendiri. Terutama pada bagian estimasi pemasukan; sangat mudah untuk tergoda menaikkan angka-angka di bagian ini. Tapi jangan lakukan itu, karena hanya akan menyulitkan Anda sendiri di masa depan; proposal bisnisnya bagus dengan angka keuntungan yang fantastis, namun pada kenyataannya ternyata merugi besar-besaran.
Kunci berikutnya adalah informasi.
Dengan informasi yang mencukupi, maka Anda dapat membuat proposal bisnis yang realistis. Sehingga, pada pelaksanaannya nanti tidak akan meleset terlalu jauh dari apa yang telah kita perkirakan disini.
Untuk setiap bisnis, berbeda lagi cara mengumpulkan informasinya. Pada contoh usaha sandwich ini, mengenai estimasi pemasukan; misalnya kita bisa memperhatikan bakal lokasi usaha, dan menghitung kira-kira ada berapa orang pegawai yang lalu-lalang di daerah itu.
Misalkan ada 1000 orang, maka kemudian kita ambil persentase konservatif bahwa akan ada 5% yang tertarik dengan sandwich kita. Maka, didapatlah estimasi omset 50 buah sandwich per hari.
Bagian modal awal dan ongkos rutin tidak terlalu sulit, terutama memerlukan ketelitian. Jangan sampai ada hal yang terlewat, sehingga menjadi kejutan yang tidak menyenangkan setelah usaha berjalan.
Nah, setelah kita menuliskan semuanya dalam suatu proposal bisnis, maka kini kita telah mempunyai gambaran yang lebih jelas mengenai bisnis tersebut. Jika kita kemudian yakin bahwa bisnis ini memang bisa menguntungkan, maka selanjutnya kita perlu mencari lokasi untuk usaha tersebut.
3. Lokasi
Ketika dimintai tips-tips untuk membuka usaha, seorang kawan pernah menjawab, “1. Lokasi. 2. Lokasi. 3. Lokasi.”
Bagi sebagian besar bisnis, lokasi memang adalah kunci yang terpenting.
Pada usaha produksi, lokasi yang banyak sumber daya manusia dan dekat dengan sumber bahan produksi akan membantu meningkatkan efisiensi. Pada usaha dagang, lokasi yang yang tepat bisa membedakan antara keberhasilan dengan kegagalan. Pada usaha jasa, lokasi yang mudah dijangkau oleh customer bisa meningkatkan penghasilan Anda.
Demikianlah pentingnya lokasi.
Mencari lokasi ini bisa sulit sekali, karena daerah-daerah strategis biasanya sudah ditempati. Atau menjadi mall / ITC, yang biaya sewanya juga sangat mahal.
Tapi bisa juga menjadi mudah sekali, seperti misalnya jika silaturahmi kita bagus dan luas. Maka bisa saja tiba-tiba justru ada orang yang menawarkan tempatnya kepada Anda, tanpa perlu mencari-cari.
Jika Anda menemukan bahwa usaha Anda memang membutuhkan lokasi yang bagus, maka jangan sekali-kali tergoda untuk memulai usaha sebelum menemukannya.
Gencarkanlah usaha Anda untuk menemukan lokasi idaman tersebut. Silaturahmi juga dapat sangat membantu disini.
Tips: seringkali kita bisa menumpang lokasi. Seperti pada contoh usaha sandwich ini, karena kiosnya kecil, maka kita bisa menumpang di halaman minimarket Indomaret / Alfamaret, dengan membayar biaya sewa bulanan. Ini cenderung lebih murah daripada kita menyewa khusus untuk usaha kita sendiri.
4. Modal
Idealnya memang modal bisa 100% dari Anda sendiri. Tapi ini mungkin tidak selalu demikian halnya. Seringkali kita memerlukan tambahan dana dari investor lainnya.
Untuk memulai bisnis, saya sarankan untuk menghindari pinjaman bank, walaupun bank syariah.
Kalaupun proposal bisnis kita bagus, tetap usahakan menghindarinya; karena jika ternyata gagal, maka akan sangat sulit untuk mengembalikannya.
Lagipula pinjaman bank ini sering mengecoh. Kadang kita lupa, apalagi jika tidak ada pembukuan yang rapi, sehingga mengira uang bank sebagai uang kita sendiri. Walhasil, banyak orang yang kemudian justru memakai uang bank untuk membeli rumah, mobil, dan benda-benda yang lebih bersifat konsumtif lagi.
Selain terkecoh seperti itu, kadang juga kita lupa memperhitungkan beban bunga bank dan cicilan bank. Contoh; pada usaha warung, persentase labanya sangat tipis - seperti susu, labanya hanya sekitar 1% - 2%. Padahal harganya mahal sekali ya, siapa sangka ternyata labanya luar biasa tipis seperti itu.
Jika tidak hati-hati dalam memanfaatkan pinjaman bank, maka kita bisa kesulitan bahkan sekedar untuk membayar bunga setiap bulannya.
Alternatif lainnya adalah investor luar. Biasanya kemudian dibuat perjanjian / akadnya.
Jika kita telah membuat proposal bisnis seperti yang dibahas sebelumnya, ini bisa membantu kita untuk menjaring investor yang cocok dengan kita.
Kuncinya disini adalah pada akadnya; buat perjanjian yang tertulis, dan jelas. Bahkan (terutama) dengan investor yang dari keluarga sendiri. Karena seringkali kasus penzaliman itu dilakukan oleh keluarga.
Tapi kita sering lengah, ya maklumlah, apa iya keluarga sendiri mau menzalimi saudaranya sendiri - eh, ternyata, bisa saja lho. Dan sudah banyak kasusnya.
Jadi, berhati-hatilah. Pastikan bahwa akadnya akan mendorong terciptanya keadilan untuk kedua belah pihak.
5. Eksekusi
Ketika semuanya telah siap - maka kini adalah waktu untuk melaksanakannya. Anda kini berada di posisi eksekutif, sebagai eksekutor dari bisnis ini.
Inilah saatnya Anda melakukan semua yang telah Anda rencanakan selama ini.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :
1. Promosi : Tidak ada gunanya Anda menjual barang/jasa yang sangat berguna, dengan harga yang murah, jika orang tidak tahu bahwa Anda ada.
Promosi adalah suatu keharusan bagi setiap usaha. Namun, promosi yang ngawur juga justru bisa menghabisi suatu usaha.
Untuk usaha yang tergantung pada lokasi, Anda perlu menyisihkan dana untuk membuat papan nama yang besar dan jelas.
Sisihkan waktu/dana tambahan untuk membuat desain yang menarik pandangan mata orang yang tadinya hanya lewat. Tidak ada gunanya membuat papan nama besar jika bahkan sekedar dilirik pun tidak.
2. The only constant is change - satu-satunya hal yang pasti adalah perubahan.
Dalam melakukan usaha, sulit untuk bisa duduk tenang berpangku tangan. Akan selalu muncul hal-hal baru; pesaing baru, kenaikan ongkos, perubahan pasar, dan lain-lainnya.
Tidak semuanya bisa Anda perkirakan di dalam proposal bisnis. Karena itu, Anda harus selalu siap untuk menghadapi masalah yang baru.
Pertama-tama, Anda harus bisa menyadari dulu bahwa ada masalah. Karena, Anda tidak bisa menyelesaikan masalah yang setahu Anda tidak ada.
Tapi kadang memang kita tidak menyadari akan adanya suatu masalah, karena kita telah sibuk (terjebak) dalam rutinitas.
Disinilah pentingnya masukan dari pihak ketiga. Secara rutin, undanglah kawan atau saudara untuk menilik usaha Anda tersebut. Dan jangan lupa berterimakasih atas masukan-masukan yang mereka berikan.
Tanpa informasi dari mereka, maka bisa saja tahu-tahu bisnis Anda telah berada di ambang kebangkrutan, dan Anda hanya bisa kebingungan, mengapa hal ini bisa terjadi.
Kedua, Anda harus segera menyelesaikan masalah tersebut. Menunda masalah adalah menambah masalah. Masalah tidak akan selesai dengan menundanya.
Ketiga, anggap saja masalah ini sebagai selingan yang menarik, di tengah-tengah rutinitas bisnis. Maka masalah yang muncul tidak akan membuat Anda patah semangat, malah justru akan mendorong munculnya ide-ide dan semangat baru.
3. Customer service : Pembeli adalah raja, demikian pepatah yang sering kita dengar. Setelah melayani mereka dengan ramah, baik, dan sabar; maka biasanya beberapa customer akan merasa nyaman untuk berterus terang kepada Anda.
Dari mereka Anda akan mendapatkan informasi-informasi paling berharga untuk usaha Anda tersebut — apa saja kekurangan Anda, apa kelebihan, apa potensi yang masih bisa digarap / dikembangkan.
Customer service juga bisa menjadi kelebihan Anda dari para pesaing Anda, ketika usaha Anda sama dengan mereka.
Berikan layanan yang lebih - layan antar, barang yang bisa dibuat sesuai pesanan, dan seterusnya.
4. Hemat : Salah satu godaan dalam berbisnis adalah untuk berfoya-foya ketika memegang uang agak banyak.
Semua pengusaha sukses yang saya kenal adalah orang yang hemat.
Bahkan walaupun mereka kelihatan kaya / boros; namun ternyata sebetulnya masih termasuk hemat jika dibandingkan dengan income / pemasukan mereka.
Ingatlah bahwa Anda baru memulai usaha Anda. Jalan Anda masih panjang. Pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian” harus Anda camkan di benak Anda.
Berbisnis itu sulit ? Mudah ? Semuanya kembali kepada Anda. Namun, dengan perencanaan yang baik, maka segala hal bisa menjadi lebih mudah.
Selamat memulai usaha Anda.
No comments:
Post a Comment